Tidak sedikit media Islam bermunculan kemudian tenggelam untuk selamanya dikarenakan banyak hal dan sebab. Majalah-majalah Islam (majalah dakwah) yang mampu bertahan harganya menengah keatas sementara ekonomi mayoritas umat Islam menengah kebawah. Karenanya yang mampu membeli yang menengah keatas yang bisa jadi tingkat pendidikan dan keilmuan (Islam) nya juga cukup lebih tinggi. Bagaimana... mayoritas yang menengah ke bawah itu dengan kondisi ekonomi yang serba pas pasan atau bahkan kurang.
Kesulitan hidup yang dihadapi, tuntutan tuntutan hidup yang tak semuanya terpenuhi, waktu dan tenaga yang terkuras dengan tidak sepadannya apa yang diperolehi, dan berbagai godaan gaya kehidupan disekeliling pinggang yang membikin kecemburuan sosialnya terpacu. Dibarengi dengan kebebasan yang hampir tanpa batas setiap detik mengikis nurani, moral, aqidah dan iman.
Saat zaman dipenuhi kalimat kalimat keramat dan suci semacam "privasi", "hak asasi", "freedom" yang berperan meningkatkan prestasi kemungkaran, maksiat dan dosa. Jiwa gersang, aqidah meranggas dan iman pula goyah hingga menggadai akhirat untuk dunia. Apa pedulinya diri dengan kenyataan yang sudah membosankan telinga mendengarnya, mata menatapnya, dan hati yang semakin terbebal.
Bahwa setiap diri yang pasti akan berakhir masa hidupnya ini memerlukan bekalan yang bisa dibawa mati untuk kehidupan yang kekal abadi. Bekalan itu hanya amal tidak ada yang lain. Merubah keadaan dari kemungkaran kepada hidayah berhasil ataukah tidak bukanlah tuntutan Allah kepada hamba hamba Nya. Melaksanakan kewajiban dan membebaskan diri dari tuntutan tanggungjawab di dahadapan Nya kelak.
Jika seberat dzarah amal kebaikan masih berarti bagi anda saudaraku... mari berbuat bersama... beramal bersama... yang balasan kebaikannya hanya akan kembali pada diri.... NOW.... its time to begin... come and join us...
http://www.facebook.com/pages/Seribu-Rupiah-Untuk-Akherat/108200749218286?v=app_4949752878&ref=ts
http://tebardakwah.com
Kesulitan hidup yang dihadapi, tuntutan tuntutan hidup yang tak semuanya terpenuhi, waktu dan tenaga yang terkuras dengan tidak sepadannya apa yang diperolehi, dan berbagai godaan gaya kehidupan disekeliling pinggang yang membikin kecemburuan sosialnya terpacu. Dibarengi dengan kebebasan yang hampir tanpa batas setiap detik mengikis nurani, moral, aqidah dan iman.
Saat zaman dipenuhi kalimat kalimat keramat dan suci semacam "privasi", "hak asasi", "freedom" yang berperan meningkatkan prestasi kemungkaran, maksiat dan dosa. Jiwa gersang, aqidah meranggas dan iman pula goyah hingga menggadai akhirat untuk dunia. Apa pedulinya diri dengan kenyataan yang sudah membosankan telinga mendengarnya, mata menatapnya, dan hati yang semakin terbebal.
Bahwa setiap diri yang pasti akan berakhir masa hidupnya ini memerlukan bekalan yang bisa dibawa mati untuk kehidupan yang kekal abadi. Bekalan itu hanya amal tidak ada yang lain. Merubah keadaan dari kemungkaran kepada hidayah berhasil ataukah tidak bukanlah tuntutan Allah kepada hamba hamba Nya. Melaksanakan kewajiban dan membebaskan diri dari tuntutan tanggungjawab di dahadapan Nya kelak.
Jika seberat dzarah amal kebaikan masih berarti bagi anda saudaraku... mari berbuat bersama... beramal bersama... yang balasan kebaikannya hanya akan kembali pada diri.... NOW.... its time to begin... come and join us...
http://www.facebook.com/pages/Seribu-Rupiah-Untuk-Akherat/108200749218286?v=app_4949752878&ref=ts
http://tebardakwah.com